Jumat, 01 Mei 2015

Posisiku Mulai Tergantikan

Jangan terlalu senang hanya karena senyuman.
Segaris senyum saja bisa menyakitkan.

Cerita ini baru saja ku alami.
Menyakitkan, namun sedikitnya aku lega.

Tanggal merah. Seorang teman mengajak kami pergi merayakan ulang tahunnya. Disebuah tempat makan ternama.
Aku bersiap dan menjemput sahabat. Ya, sahabat.

Sesampainya disana, sahabat pun langsung membaur bersama yang lain. Begitu pula aku.

Merasa aku mulai di lupakan untuk sejenak.

Kami bercengkrama seperti biasa. Layaknya hati ini turut serta bergembira.
Namun siapa sangka? Pemandangan indah berubah menjadi gelap.

Mencoba berbaur bersama yang lain, namun tetap saja resah. Gelisah.
Mata terus mencari cari sosoknya. Ternyata sedang bersama yang lain.

Untuk beberapa waktu kedepan, posisiku mulai tergantikan.

Pemuda Dibalik Senja

Sore yang cerah tanpa mendung
Matahari yang mendukung sebuah senyuman
Memberikan semangat tiada habis

Saat itu, aku baru saja sampai dirumah temanku.
Mengantarnya pulang.
Kami berbincang di atas motor.
Aku memicingkan mata melihat ke jalanan disebrang sana.
Sebuah rumah, dengan pemuda berkaus merah
Rasanya aku kenal, namun tak terlalu jelas untuk ku lihat.
Teman ku yang ikut melihat pemuda itu, berteriak memanggil.
Ternyata itu pemuda dibalik senja.
Wajahnya sedikit terhalang matahari.
Setelah aku sadar, ternyata itu memang dia.
Tersenyum bersama senja.
Senja yang dulu pernah diperlihatkan kepadaku.
Senja yang mulai pudar.